Saturday, July 26, 2008

back to msia

In order of canceling my Malaysia visa, I came back again and again to Malaysia. This trip is gonna be spent for only 5 days (July 24th - July 29th '08). However, there's nothing much I do for this wholly fucking days.... Despite of that, packing all the stuff were too tiring. Oh yeah, my Malaysia visa will be done on Monday. Therefore, after that thing is done. I have no reason to stay back in Malaysia. Indeed, bye Malaysia!!!

PS: I didn't take any photos at all...

Tuesday, July 15, 2008

My US visa is done!!!

Ok guys, I'm back... After 3 days of waiting for my visa, on July 14 '08, I came back to the US embassy Jakarta in order to pick-up my passport with the visa attached on it. The actual pick-up time was 2.30pm to 3.15pm. However, I went there much earlier due to I was worried that I was gonna be late, as you know guys, Jakarta is all about the "traffic jam".

Thursday, July 10, 2008

Approved for F1 US student visa, yey!!!

Well… Setelah begitu banyak rintangan, keputus-asaan, rasa kecewa dan juga rasa frustasi yang begitu mendalam karena penolakan yang terjadi sebanyak 2 kali di US embassy Jakarta untuk student visa (F1 visa); akhirnya jalan terang telah terbuka. Saya meng-apply lagi buat yang ketiga kalinya pada tanggal 10 July 2008 di US embassy Jakarta. Sudah seminggu sejak penolakan terakhir yang emang sich penolakannya itu kelihatan lumayan mengecewakan (dari si Consuler Officer yang cowok), saya merasakan begitu frustasi dan tidak tahu mau memikirkan apa lagi buat application yang ketiga ini. Ya udah, sebagai bukti dari semangat saya, saya mulai meng-review beberapa pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh si pejabat Consuler terdahulu beserta jawaban-jawabannya. Saya yang udah pasrah aja pas interview ketiga ini, eh malah luckily dapet!!! Uhhh, betapa senangnya. Ceritanya begini, dibalik semua keputusa-asaan saya; orang tua, saudara-saudara, dan beberapa sanak family tetap memberikan support kepada saya (motivasi agar saya ga menyerah begitu aja). Papa malah sempat bilang gini, “Kita kan bayar buat application visa nya, bukan gratis, ya harusnya kita bisa donk ngalahin ngomong-nya si consuler pada saat interview, jangan nyerah, Papa yakin yang ketiga ini pasti dapat.” Saya tetep sich pasrah-pasrah aja, dapet jadi, ga dapet juga okay. Akhirnya setelah seminggu yang larut dalam emosi yang dipenuhi rasa kecewa, tibalah saatnya bagi saya untuk di-interview yang ketiga kalinya. Tanggal 10 July 2008 pagi, saya bangun jam 4.00am (waktu Jakarta), trus mandi, sarapan, dan bergaya bak istilahnya “Anak Gedongan Cui”. Setelah rapi-rapi, saya kemudian berlatih lagi beberapa Questions and Answers (ngomong-ngomong sendiri, udah kek orang gila booo, tetangga udah pada nglirik-nglirik) yang emang udah saya buat sedemikian rupa agar di-interview yang ini, saya akan jawab sesuai apa yang saya udah rencanakan , bahkan saya berlatih dengan menggunakan tembok (tinggi dan ukurannya persis sama dengan meja interview di US embassy) depan rumahnya cece sepupuku yang di Jakarta tempat aku tinggal sementara, diiringi gerak-gerik tangan dan gaya meng-presentasikan jawaban-jawaban itu. Ya udah, jam 6.30am kami berangkat ke Kuningan (cece sepupuku ntar nuruninnya di Kuningan, trus kami pake taxi ke Jalan Merdeka Selatan, soalnya cece sepupuku kerja di Kuningan). Akhirnya, saya sampe di US embassy pukul 7.45am. Lagi-lagi ngulang ngantri di gate-gatenya US embassy yang penuh dengan check sana-sini. Setelah membayar Rp. 1.200.000,00

di loket 1 dan menyerahkan forms di loket 3 saya mendapatkan nomer kelompok “20” (ini dia nih, biasanya nomer kelompok saya nomer “6”, sial banget dech tuh nomer “6”), ngantri lagi buat metal-screening dan penitipan handphone, setelah masuk kelompok “20” disuruh nunggu di luar dulu, ya udah, saya duduk nyantai aja sambil ngebakar sebatang rokok. Setelah dipanggil buat finger-printing. Aduh, apesnya, saya pengen buang air kecil banget pas itu, gara-gara minum 2 gelas air dari dispenser yang tersedia. Ya udah, pas ke toilet, ka nada kaca tuh ya, trus saya mandangin diri saya dan bilang, “Aku Bisa!!!” Dengan penuh semangat dan tanpa rasa gugup lagi seperti 2 interview yang terdahulu, saya merasa sangat pede sekali pas masuk ke ruangan interview, sambil nunggu giliran saya duduk-duduk nyantai sambil ngunyah-ngunyah permen. Tibalah giliran saya buat di-interview, kali ini yang di-interview mah cewek bule, tapi kelihatannya masih muda banget, saya belum pernah melihat dia sebelumnya. Ya udah, dia memulai interview dengan pertanyaan-pertanyaan yang memang udah saya persiapkan dengan matang (persis sama loh!!), setelah menjawab dan memberikan documents baru yang belum pernah dilihat sebelumnya, dia trus bilang, “Can you wait a second?” Kujawab aja, “Yes, please…” Trus si cewek pergi… Udah 10 menit dia belum juga balik-balik, saya pun bingung dia ngapain yach? Dalam hati udah dag-dig-dug, diterima gay a, tapi saya tetap berusaha tenang. Akhirnya dia kembali setelah 12 menit (kuhitung loh!!), trus nyerahin documents saya yang sebelumnya diambil, trus balikkin passport lama saya, ngelingkar-ngelingkar DS156, dan ngasih kertas putih and bilang, “ You can come back on July 14th and get your visa done, congratulations!”

… And I was like, “ Oh my God!!! I’m approved!!!”, langsung aja kujawab ke si lady, “Thank you so much!!!” Dan sekarang, aku keluar dari embassy tidak dengan tangan kosong lagi. Mama yang udah nungguin di luar embassy langsung ngeliat dari pos-polisi tempat dia nunggu dengan kode-kode yang aku tahu kalo mama nanyain “Dapet ga?”. Aku ngerjain mama dengan memasang wajah murung sambil bilang, “Ngga ma, si consuler ga bisa nolak!!” Hahahahaha… Papa yang kutelp saat itu juga, kukerjain dengan hal yang sama, trus papa bilang gini, “Kamu bikin shock papa aja, syukurlah…” Neh buat para-para applicant yang mau apply visa US, saya saranin yach, mending anda menyiapkan semua documents dengan benar, tapi yang penting lagi nich Anda harus siapin beberapa possible questions tentang kondisi Anda! Dan berikanlah jawaban yang betul-betul matang di pikiran Anda termasuk jawaban yang dapat membuat si Consuler percaya bahwa Anda mempunyai Strong Ties dengan Indonesia dan pasti akan pulang setelah kunjungan Anda yang singkat ke US sehingga Anda tidak akan melanggar US Law of Immigration and Nationality Act (INA) under section 214(b). Beberapa FAQ (Frequently Asked Questions) yang menurut saya perlu Anda persiapkan adalah:

  1. Why do you wanna go to US?

  2. Why do you choose US, not another country such as Canada, UK or Australia?

  3. Why do you choose this city (tempat dmn Anda akan pergi di US)?

  4. Who is gonna pay for your trip/education?

  5. Why he/she wants to pay your trip/education?

Etc…..

Moga-moga aja berguna!! Sekali lagi, Thanks God!!!

Friday, July 4, 2008

Rejected Again.. Susahnya ngurus US VISA.. //**



Huh, ini adalah kali kedua pengajuan visa F1 saya ditolak di US embassy Jakarta. Kesal sich kesal, gimana nggak? Pertama, udah capek-capek ngantri dari pagi dimana ada 8 antrian yang harus dilewati: antrian gate depan, antrian security screening pertama, antrian cashier, antrian pemberian passport dan application forms (termasuk I20 dan I797), antrian ke gate kedua, antrian memasuki security check buat benda-benda metal, antrian buat finger-printing dan antrian interview. Eh sampe di interview, si bule bukan cewek lagi, tapi bule cowok. Awalnya sich ramah abis, ampe kukirain nich visa bakal keluar dengan mudahnya tanpa dipersulit sama sekali. Dia mulai pertanyaan dengan “Why do you wanna go to US?”, udah kudu dijawab aja sesuai apa yang udah dikarang beberapa hari silam. Trus dia bilang gini, “Hmm, I see, you’ve been studying in Malaysia, taking Canadian Pre-University”, ya udh kujawab aja iya. Trus dia nanya lagi, “So, in this case, you graduated from Ontario Secondary School Diploma, why don’t you just go to Canada, why do you intend to study in US?” Nah, ini dia neh, jauh diluar perkiraan aku, ga pernah dech mikir alasan ini sebelumnya. Ya udah, jawab aja normally, tentang bagusnya US dibandingkan dengan Canada, sempat grogi and stuck neh otak beberapa detik. Ya udah kujelasin aja menurut apa yang ada di pikiranku. Trus dia nanya lagi, “Why did you choose San Francisco?”, ah, ini mah gampang udah disiapin neh jawaban buat pertanyaan kek gini. Udah, trus dia nanya, “Do you have your rekening Koran and all the fund’s statements?” Ya udah, aku beri tuh sekalian ama NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), dan semua sponsorship statements bahwa aku neh bakal balik ke Indo lagi dan mempunyai Strong ties yang kuat banget dengan Indo. Dia nya mulai ketik-ketik di compienya, trus, lingkar-lingkarin tuh DS156 ku, trus dia ngambil selembar kertas, trus menarik kertas yang di stapler di passport ku, spontaneous aja tanpa banyak piker, aku bilang pelan, “Oh my gosh. Don’t do that!” Trus dia bilang, “Under US immigration Law, you have been found ineligible for a nonimmigrant visa based on section 214(b) of the U.S. Immigration and Nationality Act (INA)”. Langsung aja kutanyain balik, “If I apply again for the third time and bringing more documents, can I get my visa?” Eh dianya malah nyolot, bilangin, “You could, but for sure, it would probably be the same.” Aku yang udah ga sempat lagi mau berkata apa, jadi kesal marah bercampur dech pokoknya. Nyebelin banget gak tuh? Udah capek-capek ngantri, nunjukkin strong ties yang menurut aku cukup, masi aja dianggap kurang. Sebenarnya mau dia apaan sich? Kemarahanku yang udah ga terbendung terbawa-bawa sampe sore. Kesal, papa juga nelpon-nelpon dari Padang, bilangin, udah apply aja lagi, kesempatan masi ada selagi masih belum tanggal masuk kuliahnya. Aku kan kasian juga dengan uang papa yang ilang begitu aja (nonrefundable fees Rp. 1.200.000,00 per application). Udah dua kali, berarti Rp. 2.400.000,00. Ga habis pikir dech, napa sich, orang toh mau belajar, kok dipersulit kek orang mo pergi lari ke US and ga balik-balik lagi? Apakah segitu susahnya masuk US? Pantes aja orang-orang yang udah ke US ga mau balik-balik lagi, kan susah kalau apply lagi dan lagi. Rencana neh ya, minggu depan mo apply lagi buat yang ketiga, aku udah bener-bener ga tau lagi mau bawa document apaan, semuanya udah dibawa, apalagi? Bener-bener blank neh!! Duh, susahnya yach dapetin selembar kertas yang ditempel di passport ini?